Jumat, 06 Februari 2009

karoma

cerpen

prestasi yang diraih

kegiatan tahunan

Profil SMA 55 jakarta

persama sma55 yang ke XVII

perencanaan pentas seni

Sinematografi Mulok SMAN 55 Jakarta


Belum banyak sekolah negeri yang memasukkan pelajaran sinematografi dan pertamanan dalam bidang studi Muatan Lokal (Mulok). SMA Negeri 55 Jakarta menjadikan bidang studi Mulok ini sebagai daya tarik siswa mengenyam pendidikan di sekolah yang berlokasi di Jalan Minyak, Pancoran, Jakarta Selatan.

Ada seribu alasan mengapa banyak orang tua tidak tahu mengapa menyekolahkan anaknya ke SMA. Ada yang berpikir dengan sekolah di SMA, mendapat pekerjaan lebih mudah. tetapi banyak pula yang terpaksa mendaftarkan anaknya di SMA dengan alasan dekat dengan tempat tinggal. Hanya sebagian saja yang sudah siap untuk melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi.
Begitulah gambaran dunia pendidikan kita saat ini. Kendala pertama dan utama sebenarnya terletak pada ekonomi orang tua. Kondisi perekonomian bangsa yang belum cukup baik saat ini, berdampak cukup luas pada kemampuan orang tua menyekolahkan anaknya. Akibatnya, banyak siswa yang setiap bulannya harus menunggak iuran bulanan. Bahkan, iuran peserta didik baru (IPDB) setiap tahun pun banyak terjadi tunggakan.
Menurut Drs HT Sahat Situmorang, Kepala Sekolah SMAN 55 Jakarta Selatan, kalau semua itu disandarkan pada aturan Undang-undang Pendidikan bahwa tamatan SMA harus melanjutkan studi ke perguruan tinggi, akan tambah mengalami kendala. “Di satu sisi kita harus memperjuangkan Undang-undang ini, di sisi lain ekonomi keluarga ada yang tidak memungkinkan untuk meneruskan sekolah anaknya sampai perguruan tinggi.”
Diakuinya, banyak orang tua yang kurang memahami sejak awal bahwa SMA itu sangat membutuhkaan biaya dan rentang waktu untuk belajar sangat panjang. “Jadi, kalau hanya tamat SMA saja tidak mungkin langsung bisa bekerja. Tapi disiasati dengan kurikulum bahwa ada life skill di sekolah, di mana mereka bisa memanfaatkan itu pada saat mereka membutuhkannya,” tegasnya.
Karena keadaan dilapangan itulah yang membuat SMA Negeri 5 Jakarta yang berlokasi di Jalan Minyak, Pancoran, Jakarta Selatan, memberikan pelajaran Mulok bidang Sinematografi dan bidang Pertamanan. “Mulok ini kami berikan pada dasarnya untuk menjawab kegelisahan para orang tua yang kebingungan dengan masalah Ekonomi apabila anaknya melanjutkan ke perguruan tinggi,” tuturnya.
Frans Bernhard, guru bidang studi Mulok TV Production dan Sinematografi mengatakan, sejak memulai pelajaran Mulok tahun 2006 siswa diarahkan tentang TV Production. Tujuan sebenarnya adalah meraih pangsa pasar yang diarahkan kepada pangsa pasar entertainment (pertunjukan).
“Dunia entertainmen sekarang ini makin maju dan berkembang. Kita berikan kepada mereka ilmu tentang pembuatan Film ataupun naskah Film. Paling tidak, mereka mengerti dasar-dasarnya, bagaimana cara membuat satu program atau membuat film yang baik,” kata guru lulusan D3 Sekolah Perfilman Usmar Ismail, Jakarta.
Pelajaran program TV, kata Frans, dimulai dari merancang program sampai program siap tayang. Sedang dalam cinematografi diajarkan bagaimana cara membuat naskah, teknik pengambilan gambar dan lain-lain. Pertemuan yang satu kali seminggu dioptimalkan dengan perhitungan 30-70 persen pertemuan. Yaitu, 30 persen teori dan 70 persen praktek.
“Setiap akhir semester kita praktek langsung pada Sabtu dan Minggu. Dari tahun 2006-2008 anak-anak sudah mampu membuat video klip. Dan sekarang kami sedang mengerjakan film dokumenter serta film pendek,” paparnya.
Dari hasil pelajaran Mulok ini, kata Sahat Situmorang, diharapkan anak-anak lebih banyak menyerap prakteknya. Diharapkan juga ketika mereka lulus dan tidak bisa melanjutkan ke perguruaan tinggi, keterampilan yang dimiliki ini bisa menjadi bekal untuk mendapatkan pekerjaan. Bahkan kalau perlu, menciptakan lapangan pekerjaan.
Di bidang lainnya, pelajaran pertamanan mulai diajarkan dalam Mulok juga pada tahun 2006 sampai sekarng. Materi yang diberikan adalah pelajaran tentang tanaman dalam pot, membuat mini garden, taman sekolah, dekorasi taman dan lain-lain.
“Pelajaran Mulok pertamanan ini dimaksudkan untuk bekal siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Mereka yang tidak bisa melanjutkan bisa memanfaatkan ilmu pertamanan tersebut sebagai bekal hidup, ”kata Dra Joel Canna K, guru bidang studi Mulok Pertamanan dan Bibingan Konseling.
Salah seorang siswa yang mengikuti pelajaran sinematografi, Friskhila, siswa kelas 11 IPA C mengaku pelajaran ini bisa menjadi refresing menemukan bakat tersembunyi. “Kita bisa belajar bersosialisasi dengan orang lain melalui pelajaran tentang film documenter dan video klip. Jadi sangat membantu menambah ilmu baru, selain yang kita dapat di sekolah,” ungkap Friskhila seraya menambahkan, “pengennya sich ikutan broadcasting kalau lulus sekolah.”
Sedang Suci Rianie anak pertama dari 3 bersaudara agak malu-malu menjelaskan tentang pelajaran Mulok Cinematografi yang didapatnya. “Pelajaran sinematografi sangat bermanfaat untuk menggali bakat kita yang kalau di asah terus bisa menjadi pekerjaan. Seperti pembawa acara, video klip dan film,” kata siswa yang menyandang predikat Juara Umum Akademik dan mendapatkan tiga bulan bebas biaya administrasi sekolah. IR/RW

Ekstrakulikuler yang ada di sma55

SMA 55 Jakarta: Olimpiade Peduli Lingkungan

Olimpiade Peduli Lingkungan

SMA 55, Pancoran, Jakarta meriah. Mereka kedatangan tim Coca Cola yang lagi kenceng mengampanyekan kegiatan peduli lingkungan hidup .

28 april 2008 . Rabu pekan lalu tim ini disambut antusias. Sejak pukul 11 sampe pukul 1 siang, acara digelar. Antara lain dengan kuis tanya-jawab seputar masalah lingkungan yang dibawakan oleh MC.

Ternyata ada Nugie juga! Musisi andal yang dikenal dengan lagu Burung Gereja ini adalah salah satu Suporter Kehormatan World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia. Sebagai duta, dia getol banget ngasih informasi dan pertanyaan-pertanyaan kepada para murid. Nggak lupa, Nugie juga sempet perform akustik untuk menghibur penghuni SMA 55, sambil tentunya ngasih hadiah-hadiah oke.

Informasi lingkungan nggak hanya berasal dari Nugie seorang. Ada bus lingkungan yang namanya Eco Bus. Bus ini merupakan bus berdesain khusus dengan bahan bakar biodiesel yang memuat beragam informasi mengenai lingkungan hidup. Di Eco Bus, kita juga bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang ramah lingkungan. Seperti gimana caranya bikin kertas daur ulang dan banyak lagi. Di pojokan lapangan sekolah, juga ada informasi teknologi biopori yang membantu proses resapan air.

Serunya lagi nih, setiap siswa (bahkan guru) boleh ngambil minuman berkaleng yang tersedia di booth, sepuasnya. Cocok. Sebab cuaca memang lagi panas.

Ternyata, acara ini nggak hanya berbicara mengenai lingkungan aja, tapi Olimpiade juga. Coca-Cola sebagai salah satu sponsor terlama ajang Olimpiade, memberikan penghormatan kepada lima pahlawan lingkungan hidup terpilih, yang nantinya akan didaulat sebagai pembawa Obor Olimpiade Indonesia versi Coca-Cola. Beberapa pahlawan itu di antaranya adalah Nugie dan Nirina Zubir.